Besarnya Dampak Trauma Yang Diberikan Dari Pria Yang Kasar 

Besarnya Dampak Trauma Yang Diberikan Dari Pria Yang Kasar 

Tidak sedikit perempuan yang karena pernah mengalami hubungan toxic. Yang pernah mengalami kekerasan dalam hubungan, baik dari sikap atau omongan. Dan sekarang malah memilih untuk tidak pacaran, atau tidak menikah. Karena trauma dengan semua itu. Karena takut salah memilih pasangan. Apalagi soal menikah. Semua orang, terutama perempuan, pasti berharap untuk menikah sekali seumur hidup. Sehingga jika mereka samspai salah memilih pasangan itu akan sangat membuat trauma.

Besarnya Dampak Trauma Yang Diberikan Dari Pria Yang Kasar

Banyak teman dan orang yang saya kenal, terutama perempuan. Mereka yang pernah menjalani hubungan yang toxic, yang pernah menjalai hubungan yang salah dengan pria yang kasar, dengan pria yang tidak baik. Ataupun pernah melihat kekerasan akan pria yang memukul perempuan. Dan kebanyakan teman saya yang pernah melihat ayahnya memukul ibunya. Dimana ibunya mengalami kekerasan rumah tangga. Tidak sedikit dari teman-teman saya itu memilih untuk tidak berpacaran. Atau ada juga yang tetap pacaran. Tapi mereka tidak berpikir untuk menikah.

Hanya sebatas pacaran. Karena mereka trauma untuk sampai menikah. Takut pada akhirnya mendapatkan pasangan yang salah. Karena banyak awal dari hubungan toxic tersebut. Para pria semua sangat baik dan manis awalnya. Sehingga itu membuat mereka trauma takut salah mendapatkan pasangan. Takut mendapatkan pasangan yang hanya manis di depan dan kemudian menjadi kasar. Dan ada juga teman-teman saya, yang trauma akan hal itu. Yang trauma melihat ibunya yang mengalami kekerasan rumah tangga, sehingga banyak teman-teman saya malah menjadi lesbian pada akhirnya. Karena trauma dengan pria.

Sehingga besar sekali dampak dari menjadi korban atau melihat kekerasan di sekitar kita. Karena bisa menjadi trauma jangka panjang. Dan banyak juga orang yang tidak merasa kalau itu semua telah menjadi trauma padanya. Sehingga rasanya dia baik-baik saja. Tapi setelah berobat, atau konseling dengan psikolog atau psikiater. Didapati, ternyata semua itu sudah menjadi trauma tanpa kita sadari. Dan banyak juga teman-teman saya yang mengalami atau memiliki masalah gangguan kesehatan mental karena hal tersebut.